Asal dari pengertian dari karya tulis dari para pakar



Karya ilmiah yaitu hasil karya yang diperoleh dari kesibukan menulis dengan menggunakan konvensi ilmiah. Penulisan karya ilmiah menggunakan nalar berdaya upaya dan gaya bahasa yang sistematis. Setiap ragam karya ilmiah memiliki gaya penulisan yang berbeda. Karya ilmiah bisa berbentuk laporan penelitian, tulisan, makalah, dan buku referensi.[1] Berdasarkan kandungan isinya, karya ilmiah dapat dikelompokkan menjadi laporan hasil penganalisisan atau penelitian ataupun tinjauan, ulasan, atau gagasan ilmiah. Menurut kandungan isinya, karya ilmiah dapat berbentuk laporan penelitian, tulisan hasil penelitian, artikel gagasan konseptual, atau makalah.[2]

Karya ilmiah ditulis dengan memandang aspek bahasa dan teknik penulisan.[3] Bahan artikel dalam karya ilmiah yaitu hasil kajian atau hasil penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Di dalam bahan tulisan terkandung kebenaran dan kemanfaatan untuk kepentingan kemaslahatan. Penyusunan bahan artikel ilmiah menurut pada sistematika ilmiah, organisasi artikel, bahasa tulisan, dan penyajian hasil kajian atau penelitian ilmiah.[4] Penulisan karya ilmiah dilakukan dengan menyertakan gagasan atau klaim penulis, fakta, data, pendapat para pakar, hasil-hasil penelitian, teori-teori yang relevan, penalaran, bahasa, dan tampilan visual.[5] Dalam penulisan karya ilmiah digunakan kaidah ialah logis, objektif, sistematis, andal, desain, dan akumulatif.[1] Jenjang penulisan karya ilmiah meliputi pemilihan topik, penyusun kerangka penulisan, penulisan kalimat dan alinea ilmiah, dan penyusun sistematika karya ilmiah.[6]

Penulisan karya ilmiah sepatutnya memperhatikan kode etik kepenulisan. Kode etik diterapkan dalam norma yang berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perizinan kepada bahan yang diterapkan, dan penyebutan sumber data atau kabar. Penulis mesti menyebutkan referensi secara jujur terhadap bahan atau gagasan yang bersumber dari pemikiran atau artikel orang lain.[7]

Konsep dasar
Dalam karya ilmiah, pembuktian yakni kunci jawaban terhadap suatu dilema dapat dilaksanakan dengan dua metode. Pertama, jawaban itu yakni jawaban akhir kepada situasi sulit. Kedua, jawaban tersebut wajib menjadi jawaban yang paling benar dengan penambahan pembuktian lanjutan. Jawaban pertama adalah ikhtisar yang nantinya benar-benar dibutuhkan sebagai suatu tesis. Walaupun jawaban kedua adalah resume sementara yang nantinya diperlukan sebagai hipotesis.[8] Penulisan karya ilmiah cuma bisa dilakukan setelah muncul suatu problem. Situasi yang ada kemudian dibahas atau dijawab lewat kesibukan penelitian. Setelah jawaban-jawaban penelitian tersebut sudah diperoleh, penulisan karya ilmiah masih wajib digambarkan kebenarannya. Jawaban ilmiah bisa diperoleh via sumber-sumber info yang mendorong jawaban yang telah didapatkan. Jawaban keadaan sulit yang ada pada penelitian dapat mendapatkan atau menolak hipotesis yang ada. Pada akhir penulisan karya ilmiah senantiasa dikemukakan suatu kesimpulan dan rekomendasi. Inti adalah pemikiran terakhir dari cara kerja telaah data penelitian, meski saran adalah langkah lanjutan dalam menyelesaikan persoalan yang ditimbulkan.[9]

Karya ilmiah yakni serangkaian kegiatan penulisan yang didasari oleh hasil penganalisaan yang sistematis. Dalam penulisannya dipakai metode ilmiah untuk menerima jawaban secara ilmiah terhadap problem yang muncul. Jawaban ilmiah diperjelas dengan ketersediaan bahan pustaka yang melengkapi teori-teori atau konsep-konsep yang relevan dengan permasalahan yang ingin dijawab. Penulis karya ilmiah mesti mahir dan teliti dalam membaca dan mencatat konsep-konsep serta teori-teori yang menyokong karya ilmiahnya.[10] Penulisan karya ilmiah semestinya dilandasi dengan pengumpulan data dari kenyataan perihal persoalan yang diteliti. Kenyataan mesti berlandaskan fakta yang diperoleh seketika dari lokasi penelitian.[11]

Kaidah-kaidah
Logis
Karya tulis ilmiah mesti mempunyai nalar penulisan. Dalam karya ilmiah, logika berarti keruntutan penjelasan dari data dan info. Penyajian data dan berita dapat diterima oleh pemikiran kebenaran ilmu.[1]

Objektif
Dalam karya ilmiah, objektif berarti adanya kesesuaian antara data dan isu yang dipersembahkan dengan fakta. Penyajian data dan berita dalam karya ilmiah perlu disokong dengan pembuktian. Wujud pembuktian bisa berupa teori atau fakta yang sudah teruji kesahihannya. Pemberian bukti berbentuk teori dan fakta dikerjakan dengan mengumpulkan beragam tipe bahan pustaka. Keberadaan bahan pustaka menjadi pendukung isu dalam karya ilmiah.[12]

Sistematis
Karya ilmiah yang sistematis berarti menyampaikan data dan isu dari hasil kajian dengan meniru urutan pola pikir yang teratur, konsisten, dan berkelanjutan. Keteraturan kabar dikerjakan dengan membentuk konvensi yang menjadi rujukan dalam sistematika penulisan karya ilmiah.[12]

Andal
Karya ilmiah yang andal berarti kebenaran yang dimiliki di dalamnya sudah teruji dari segi data dan info. Penganalisisan ulang terhadap data dan informasi masih dapat dilakukan untuk memperkuat hasil pengujian keaslian. Keandalan data dan info yang didapatkan bisa dicapai dengan perencanaan dan penerapan metode pengumpulan data yang tepat.[12]

Desain
Desain dalam karya ilmiah berarti penulisan karya ilmiah lebih mengutamakan pada pelaksanaan dan perencanaan. Penulisan karya tulis ilmiah perlu diawali dengan tahap perencanaan dan perancangan permulaan. Tujuan desain dalam karya ilmiah adalah untuk memperlancar kegiatan pengumpulan data dan kabar dengan penggunaan sistem dan rancangan yang tepat.[12]

Akumulatif
Dalam karya ilmiah, akumulatif berarti isu yang disampaikan ialah hasil penganalisisan dari berjenis-jenis sumber terpercaya. Kepercayaan di dalam karya ilmiah berkaitan dengan kebenaran dan eksistensi pasti dari suatu isu. Dalam karya ilmiah, informasi yang dikumpulkan lewat beragam sumber hal yang demikian tak sekadar dibaca dan disalin saja. Info yang tersaji seharusnya dianalisis dan dipelajari keterkaitan hubungannya satu sama lain. Selain itu, informasi perlu dikaitkan dengan argumentasi penulisnya, dan diberikan rangkuman yang pantas dengan tujuan penulisan.[12]

Elemen penyusun
Gagasan ilmiah
Gagasan ilmiah dalam karya ilmiah berupa pernyataan ilmiah penulis. Penulis dapat memberikan pernyataan dalam wujud suatu hal, problem, konsep, prosedur, atau teori tertentu. Penjelasan dari gagasan ilmiah bisa disajikan dengan mengaplikasikan model, gambaran, rincian, atau bukti tertentu. Gagasan ilmiah menjadi unsur utama yang dapat membedakan antara sebuah karya ilmiah dengan tulisan orang lain. Penerapan gagasan ilmiah juga menunjukkan keaslian tulisan. Gagasan ilmiah harus ada dalam sebuah karya ilmiah.[5]

Fakta
Fakta adalah elemen karya ilmiah yang harus ada di dalam artikel. Kriteria fakta berupa sekumpulan kejadian atau peristiwa kongkrit yang berhubungan dengan hal atau entitas tertentu yang sedang ditunjukkan oleh penulis. Penulisan fakta di dalam karya ilmiah harus dapat dipertanggungjawabkan dan disertai bukti yang kongkrit. Tujuan penerapan fakta yaitu untuk memperkuat gagasan atau memperjelas masalah yang ditulis dalam sebuah karya ilmiah.[5]

Data dan hasil penelitian
Data dan hasil penelitian mesti ada di dalam karya ilmiah seandainya karya ilmiah berbentuk laporan penelitian. Data penelitian bisa berupa fakta yang tertata sistematis. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen tertentu untuk tujuan penelitian tertentu. Instrumen pengumpulan data wajib layak dengan tujuan penelitian. Selain data penelitian, hasil-hasil penelitian terdahulu juga perlu disertakan sebagai bahan pembanding dan penentu dari komponen inti penelitian.[5]

Pendapat para spesialis
Sebuah karya ilmiah wajib didasarkan pada anggapan para spesialis yang sebelumnya telah membahas topik yang sama. Pemikiran-pemikiran atau gagasan spesialis berbentuk suatu hal, problem, konsep, prosedur, maupun teori. Tujuan penyertaan pendapat para pakar pada bidang tertentu ialah untuk menampakkan bahwa penulisan karya ilmiah ditunjang dengan pembacaan kepada berjenis-jenis informasi terkait yang dikemukakan oleh para pakar. Dasar teori dari isu yang diberi tahu dalam karya ilmiah bisa diperkuat dengan pendapat dari para pakar.[13]

Teori-teori yang relevan
Karya ilmiah yang berbentuk laporan penelitian maupun gagasan konseptual mesti menyajikan teori-teori yang relevan. Penyajian teori yang relevan dalam format konsep dan prosedur yang relevan. Penyampaian konsep dan prosedur dijalankan dengan memberikan penjelasan yang sistematis, menyeluruh dan tuntas perihal suatu hal, fenomena atau entitas oleh ahli di bidangnya berdasarkan penelitian atau gagasan ilmiahnya. Teori-teori hal yang demikian bisa menjadi acuan, penguat, atau bahan pembanding dalam sebuah karya ilmiah.[14]

Penalaran
Dalam karya ilmiah diperlukan penalaran dalam penyajian atau penjabaran informasi. Penalaran diwujudkan dengan penyajian isu secara terpadu dan sistematis. Kecakapan berdaya upaya dan berkomunikasi dari penulis dapat diketahui lewat metode penyajian informasi dalam sebuah karya ilmiah.[14]

Bahasa
Bahasa yaitu salah satu elemen penting dalam penulisan karya ilmiah. Lingkup bahasa dalam karya ilmiah meliputi pemakaian kata, kalimat, paragraf. Penulisan karya ilmiah memandang diksi dan penggunaan ejaan serta pedoman baca secara jitu. Di dalam sebuah karya ilmiah, bahasa merupakan media penyajian informasi secara efektif. Penulisan karya ilmiah menggunakan variasi bahasa ilmiah.[14] Ciri tipe bahasa ilmiah yaitu sebagai berikut:[15]

Struktur kalimat dan makna bersifat terang
Berisi analitik dan pembuktian yang singkat serta memperkenalkan konsep secara lengkap
Pemilihan istilah atau kata, ejaan, format kata, kalimat, paragraf, dan penalaran yang jitu
Memaksimalkan konsep atau inovasi yang telah ada dan membuat konsep atau penemuan yang belum pernah ada
Kebenaran bahasa bisa diukur secara terbuka dan objektif oleh khalayak umum serta menghindari personifikasi atau ungkapan subjektif
Memakai unsur baku dalam penerapan kosakata atau Istilah, format kata, kalimat, dan penalaran ilmiah
Penalaran dikerjakan secara tetap dalam keseluruhan komponen isi dan bahasa.
Tampilan visual
Di dalam karya ilmiah, tampilan visual yakni faktor pendukung. Tampilan visual berhubungan dengan pengaplikasian gambar, grafik, dan bagan di dalam karya ilmiah. Kegunaan tampilan visual merupakan untuk memperjelas informasi. Setiap tampilan visual patut memiliki keterangan dan sumber yang terang.[14]

Aspek-aspek
Aspek keterkaitan
Karya ilmiah mengamati keterkaitan kekerabatan antarbagian yang satu dengan yang lain di dalam tulisan. Tiap bagian di dalam karya ilmiah semestinya saling terkait dengan subbagiannya. Komponen-bagian yang salin berhubungan ini kemudian menyusun satu kesatuan karya tulis dan menjadi sebuah cara yang utuh dari awal sampai akhir.[16]

Aspek urutan
Dalam karya ilmiah, urutan yaitu pola perihal sesuatu yang wajib didahulukan untuk ditampilkan dan sesuatu yang bisa ditampilkan kemudian. Urutan juga dapat berhubungan dengan penyampaian hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan. Suatu karangan ilmiah semestinya mengikuti urutan pola pikir tertentu. Komponen pendahuluan hanya memaparkan dasar-dasar berdaya upaya secara awam. Meskipun landasan teori adalah kerangka analisis yang akan memberikan pembahasan secara terperinci dan komplit. Pada akhir pembahasan, diberi inti sari atas pembahasan sekalian sebagai penutup karangan ilmiah.[17]

Aspek argumentasi
Aspek argumentasi di dalam karya ilmiah yakni hubungan komponen yang mengucapkan fakta dan analitik kepada fakta. Kecuali itu, argumentasi juga menjadi pembuktian suatu pernyataan dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan.[18]

Aspek bahasa
Dalam karya ilmiah, penggunaan bahasa dibentuk dengan bagus, benar dan ilmiah. Kwalitas keilmiahan suatu karya ilmiah diatur oleh ketepatan dalam pengaplikasian bahasa.[18] .

Aspek teknik pembentukan
Dalam karya ilmiah, pola pembentukan diaplikasikan secara tetap. Karya ilmiah harus dibentuk dengan pola penyusunan tertentu yang bersifat baku dan universal. Pola pembentukan menjadi prasyarat mutlak yang seharusnya dipenuhi dalam membentuk karya ilmiah.[18]

Jenis-variasi
Berdasarkan kandungan isinya
Laporan penelitian
Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang ditulis sebagai hasil dari suatu penelitian ilmiah. Penulisan laporan penelitian mempunyai tujuan tertentu dan penelitian yang dijalankan mesti didasarkan pada prosedur ilmiah. Laporan penelitian berisi sistem penelitian, hasil penelitian, ataupun teori yang diterapkan sebagai landasan penelitian. Penyusunan laporan penelitian dikerjakan secara sistematis dan ilmiah serta sesuai dengan konvensi yang berlaku. Karya ilmiah dalam bentuk laporan penelitian bisa berupa skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah hasil penelitian, laporan penelitian perbuatan kelas oleh guru, laporan penelitian oleh siswa atau mahasiswa, laporan program kreativitas mahasiswa, dan laporan karya ilmiah sebagai syarat beasiswa.[2] Laporan penelitian mesti dibentuk secara sistematis dan berurutan. Bagian-bagian dari laporan penelitian mencakup: sampul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan, penutup, daftar referensi; dan lampiran.[19]

Artikel hasil penelitian
Artikel hasil penelitian yakni laporan penelitian yang dipublikasikan kepada masyarakat. Isi tulisan hasil penelitian ialah simpulan dari laporan penelitian. Sebuah artikel ilmiah hasil penelitian ditulis dalam 12— 20 halaman isi. Penulisan artikel hasil penelitian disesuaikan dengan konvensi jurnal yang menjadi daerah publikasinya. Isi artikel ilmiah hasil penelitian bisa berupa ikhtisar menyeluruh atau sebagian dari kabar dari laporan penelitian. Sebuah tulisan hasil penelitian memiliki judul, identitas penulis, absurd, kata kunci, pendahuluan, sistem, pembahasan, rangkuman dan anjuran serta daftar referensi. Artikel ilmiah hasil penelitian mempunyai isi yang benar-benar ringkas tapi mencakup keseluruhan isi dari laporan penelitian. Bahasa yang diaplikasikan di dalam artikel ilmiah hasil penelitian dipilih dengan mengaplikasikan prinsip kemudahan dan kedekatan dengan pembaca. Kebakuan bahasa dan pengaplikasian kata yang tepat konsisten diamati.[20]

Artikel gagasan konseptual
Tulisan gagasan konseptual memberi tahu isu berupa hasil telaah kepustakaan dan pengembangan gagasan ilmiah penulis. Isu di dalam artikel bukan hasil pengolahan kembali laporan penelitian, namun berupa gagasan konseptual yang ditunjang oleh fakta dan teori menurut hasil telaah sumber-sumber informasi tepercaya.[20] Bagian-bagian di dalam tulisan gagasan konseptual meliputi judul, identitas penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar referensi. Pada artikel gagasan konseptual, tak dicantumkan cara penelitian sebab penelitian tak dilakukan secara lantas dan data didapat lewat bahan pustaka.[21]

Makalah
Makalah merupakan this content ragam karya ilmiah yang berkaitan dengan lingkungan akademik dari siswa dan mahasiswa. Isi makalah adalah kajian atau review ilmiah sebagai hasil gagasan pribadi penulis yang diberi tahu dalam bentuk artikel. Makalah semestinya mengandung solusi penyelesaian dari suatu keadaan sulit. Komponen isi dari makalah terdiri dari prosedur atau cara pemecahan situasi sulit, pembahasan, dan ikhtisar. Menurut prosedur pemecahan dilema, makalah bisa dibedakan menjadi makalah deduktif dan makalah induktif. Makalah deduktif yakni makalah yang menerapkan sistem berpikir rasional atau via telaah kepustakaan dalam pemecahan masalahnya. Makalah induktif yaitu makalah yang memakai metode berdaya upaya empiris via data dan fakta yang didapat dari lapangan untuk pemecahan masalahnya. Berdasarkan kandungan info yang diperkenalkan, makalah dibedakan menjadi makalah informatif dan makalah solutif. Makalah informatif berisi konsep, teori atau informasi mengenai suatu topik secara rinci. Makalah solutif berisi ulasan permasalahan beserta solusi dari penulis.[22] Penulisan makalah bisa mencapai panjang 7—20 halaman. Bagian-komponen dari sebuah makalah meliputi judul, identitas penulis, pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar rujukan. Makalah tak mencantumkan bagian imajiner dan kata kunci. Kecuali itu, makalah tak terlalu melihat perlengkapan data yang dilampirkan dan kepadatan sajian.[23]

Makalah juga bisa dibedakan menurut fungisnya yakni makalah kerja, makalah tugas dan makalah penelitian. Makalah kerja adalah pengkajian suatu keadaan sulit secara sistematik, jelas, dan logis di dalam suatu tulisan. Makalah tugas ialah makalah yang ditulis untuk memenuhi sebagian dari pernyaratan memecahkan suatu mata kuliah atau mata pembelajaran dan sebagai laporan seputar kesanggupan dalam memahami suatu ilmu. Pembahasan suatu problem di dalam makalah tugas tidak terlalu mendalam. Padahal makalah penelitian ialah hasil penelitian lapangan dalam skala kecil yang dipersembahkan dalam bentuk artikel.[15]b

Kertas kerja
Kertas kerja memiliki cakupan yang lebih lengkap diperbandingkan dengan makalah. Isi di dalam kertas kerja menerangkan suatu dilema secara mendalam. Kertas kerja memuat analisis yang lebih kompleks. Analitik di dalam kertas kerja bersifat empiris dan objektif.[24]

Menurut tahapan akademik
Skripsi
Skripsi yaitu karya ilmiah yang menjadi tugas akhir bagi mahasiswa pada tingkatan perkuliahan Strata 1. Penulisan skripsi bertujuan sebagai syarat kelulusan mahasiswa dan syarat mendapat gelar sarjana di perguruan tinggi. Skripsi adalah sebuah bukti kecakapan akademik yang dimiliki seorang mahasiswa dengan melakukan penelitian mengenai situasi sulit yang ada di dunia nyata layak dengan bidang studi yang ditekuninya. Penulisan skripsi didasarkan pada penelitian yang dikerjakan sendiri oleh mahasiswa. Mutu skripsi memberitahukan perihal kecakapan mahasiswa dalam merancang, menjalankan dan melaporkan hasil penelitiannya.[25]

Tesis
Tesis yaitu karya ilmiah yang dijadikan sebagai salah satu persyaratan kelulusan pada level pendidikan magister. Tesis disusun oleh mahasiswa secara individual berdasarkan hasil penelitian empiris. Tesis diterapkan sebagai bahan kajian akademis yang membahas percobaan untuk mengungkapkan dan menyelesaikan keadaan sulit ilmiah tertentu secara analitik kritis. Tesis yakni bukti kesanggupan mahasiswa dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah satu bidang keilmuan dalam dunia pendidikan.[26]

Disertasi
Disertasi merupakan karya ilmiah yang dijadikan oleh mahasiswa pada jenjang pengajaran tinggi di tingkat doktor. Kandungan isi di dalam disertasi lebih rumit dibandingkan tesis. Disertasi berbentuk pemaparan dari diskusi yang sifatnya akademis.[27] Disertasi juga diartikan sebagai pemaparan dari pembicaraan dengan menyertakan sebuah anggapan atau argumen.[28]

Teknik penulisan
Teknik penulisan karya ilmiah memperhatikan proses dan norma yang terkait dengan gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah. Kecuali itu, juga memperhatikan teknik notasi dalam menceritakan sumber pengetahuan ilmiah. Penulisan karya ilmiah mengaplikasikan bahasa yang bagus dan benar. Kesibukan penulisan karya ilmiah dimulai dengan penentuan tema. Setelah itu, dilaksanakan pemilihan dan pengumpulan bahan serta pengorganisasian bahan. Bahan yang disiapkan kemudian dipikirkan menjadi sebuah gagasan pengetahuan yang mempunyai metodologi. Gagasan yang telah ada kemudian diubah ke dalam format tulisan dengan mempertimbangkan pemakaian kata, kalimat, tanda baca dan peraturan pengutipan. Sesudah gagasan dituliskan, diadakan pemeriksaan ulang.[4]

Selain itu, untuk membangun gagasan dan mewujudkan karya ilmiah yang memenuhi standar keilmiahan, tentu karya ilmiah patut ditulis menurut sistematika kepenulisan yang bagus dan benar. Untuk itu, suatu karya ilmiah sekurangnya mengandung beberapa unsur, antara lain; judul, absurd, pendahuluan, metodologi, hasil, pembahasan, dan daftar pustaka. Dengan kata lain, tanpa mengindahkan struktur-struktur pembangun ini karya ilmiah tak sesuai disebut sebagai dokumentasi ilmu dan penelitian.

Pengutipan
Dalam penulisan karya ilmiah dikerjakan pengutipan dengan memakai notasi ilmiah. Metode pertama dalam pengutipan yakni menerapkan singkatan dan catatan kaki pada halaman daerah kutipan itu berada. Metode kedua merupakan menjalankan pengutipan tanpa singkatan dan catatan kaki pada halaman tempat kutipan itu berada. Kutipan dengan singkatan dan catatan kaki mempunyai daftar keterangan khusus yang ditulis di komponen bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Setiap nomor kutipan diberi catatan kaki di komponen bawah. Catatan kaki mencakup nama pengarang, judul buku, nama penerbit, daerah diterbitkan, tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip.[29]

Pemakaian ulang sumber kutipan tak perlu ditulis komplit. Pada pengulangan dipakai singkatan, yaitu ibid., op cit., loc. Cit. Ibid. dipakai untuk mengucapkan sumber yang sama yang telah disebut sebelumnya. Pengutipan sumber tanpa diikuti dengan sumber yang lain dan menunjuk pada halaman yang berbeda. Op. cit. diterapkan untuk mengucapkan penyebutan sumber yang sama, melainkan dicontoh dengan sumber lain dan menunjuk pada halaman yang berbeda. Loc. Cit diterapkan untuk menyatakan sumber yang sama dan menunjuk pada halaman yang sama.[30] Karya ilmiah tidak wajib mempunyai catatan kaki pada halaman daerah kutipan itu berada. Peran catatan kaki bisa diganti dengan penembahan keterangan pada akhir kutipan. Keterangan ini berisi nama pengarang, tahun penerbitan, dan halaman yang dikutip.[31]

Manfaat
Bagi penulis
Manfaat karya ilmiah bagi penulis yakni sebagai berikut:[32]

Penulis mengalami perkembangan dalam keterampilan membaca yang tepat sasaran.
Penulis mengalami peningkatan keterampilan mengolah bahan bacaan menjadi pemikiran yang lebih berkembang.
Penulis mengalami kedekatan dengan kesibukan kepustakaan.
Penulis mengalami peningkatan keterampilan dalam mengelola dan menonjolkan fakta secara terang dan sistematis.
Penulis mengalami kepuasan intelektual.
Penulis mengalami perluasan wawasan ilmu pengetahuan seputar masyarakat.
Kode etik
Kewajaran
Dalam karya ilmiah, kode etik merupakan seperangkat norma yang perlu dipatuhi. Norma ini berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perizinan terhadap bahan yang diterapkan, dan penyebutan sumber data atau kabar. Dalam penulisan karya ilmiah, penulis semestinya secara jujur menceritakan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diperoleh dari sumber lain. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang kemudian diakui sebagai hasil tulisan atau pemikiran sendiri. Tiap-tiap karya ilmiah seharusnya mencantumkan bahwa karyanya yakni pemikiran sendiri dan bukan pengambil-alihan tulisan atau pemikiran orang lain.[7]

Dalam menulis karya ilmiah, mengacu dan mengutip yaitu aktivitas yang wajar. Merujuk dan mengutip direkomendasikan sebab akan membantu pengembangan ilmu. Penulis harus minta izin secara tertulis terhadap pemilik bahan informasi bila memakai bahan dari suatu sumber berita. Seandainya pemilik bahan info tak dapat dijangkau, maka penulis semestinya menerangkan isu mengenai sistem pengambilan bahan dengan menyebutkan sumbernya. Penjelasan sistem pengambilan bisa dibedakan menjadi pengambilan secara utuh, diambil sebagian, hasil modifikasi atau dioptimalkan.[33] Perujukan dan pengutipan isu berupa teori atau data yang dipublikasikan, wajib dilengkapi dengan keterangan identitas sumber. Kode etik ini berlaku untuk dokumen ilmiah dalam bentuk cetak atau noncetak ataupun sumber nonilmiah. Penyampaian identitas sumber bertujuan untuk menghindari tindak plagiasi dan sebagai berita bagi pembaca yang hendak mencari referensi absah dari informasi yang dikutip. Perujukan dan pengutipan sepatutnya disertai dengan penulisan daftar rujukan.[34]

Bersikap jujur
Karya ilmiah yang dipersembahkan bukan yaitu milik orang lain. Penulis karya ilmiah semestinya secara jujur membedakan antara pendapatnya dan anggapan orang lain yang dikutip. Pengutipan pernyataan dari orang lain sepatutnya menyebutkan sumbernya. Ini sebagai format pengakuan atau penghargaan kepada anggapan orang lain.[35]

Bersikap rendah hati
Karya ilmiah tidak perlu mengaplikasikan kata-kata atau istilah-istilah asing dalam konteks yang tidak tepat. Penulis tak semestinya memamerkan kecakapannya dalam berbahasa asing. Penggunaan kata asing di dalam artikel hanya diperlukan kalau dalam bahasa penulisan belum ada padanan kata yang layak dan ideal. Pengutipan dan perujukan silang juga tidak perlu memuat literatur-literatur yang tak relevan dengan topik karya tulis ilmiah. Kekayaan literatur tidak perlu dipamerkan di dalam catatan kaki maupun dalam daftar pustaka.[35]

Bertanggung jawab
Dalam karya ilmiah, penulis bertanggung jawab atas berita dan analisis yang disuarakan. Penulis tidak boleh menyatakan kesalahan yang terdapat dalam karya tulis itu terhadap orang lain atau pihak lain. Originalitas isi, gagasan dan makna di dalam karya ilmiah wajib bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pertanggung jawaban juga berlaku bagi metodologi yang diterapkan maupun hasil penelitiannya.[35]

Bersikap terbuka
Bersikap terbuka, memberikan kesempatan terhadap pihak lain untuk memeriksa kembali keaslian data dan fakta yang dikemukakan dalam karya tulis ilmiah itu. Sikap inklusif menegaskan karya tulis ilmiah terbuka untuk diverifikasi secara kontiniu sehingga karya ilmiah hal yang demikian terbuka untuk dilaksanakan pembenaran secara berkelanjutan.[36]

Bersikap akurat
Penulis karya ilmiah semestinya cermat dalam mengemukakan data, pernyataan, penulisan keterangan penulis dan penerbit serta ejaan dan petunjuk baca. Penulisan karya ilmiah yang memiliki banyak kekeliruan data dan kesalah penulisan menunjukkan rendahnya moral dan budaya ilmiah seseorang. Kesalahan dalam penulisan huruf, kata, atau kalimat dapat memberikan makna yang berbeda dan merusak tatanan karya ilmiah.[37]

Bersikap objektif
Dalam karya ilmiah, uraian isu harus bersifat objektif. Sikap objektif dalam mengemukakan argumentasi dalam sebuah uraian ditandai dengan pemahaman yang memadai seputar peraturan-hukum akal. Metode berpikir yang salah dapat dihindari lewat pemahaman kepada bidang pengetahuan yang digeluti.[37]

Pelanggaran
Pemalsuan hasil penelitian
Pemalsuan hasil lazimnya dilakukan oleh peneliti yang tidak ingin melaksanakan kesibukan analisa secara bertahap sesuai dengan desain penelitian. Pengujian keaslian hasil penelitian dilakukan dengan analisis data yang menjadikan penemuan yang relevan dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian yang tak didapat via analitik data bisa dianggap tidak legal atau palsu.[34] Pemalsuan hasil penelitian dapat dikenal via pencocokan data dan inovasi oleh penguji. Kesesuaian data dan inovasi akan mudah jikalau penguji mempunyai kepakaran mengenai topik penelitian yang sesuai dengan penelitian.[38]

Pemalsuan data penelitian
Pemalsuan data terjadi sebab adanya cara kerja yang cukup susah dalam pengumpulan data penelitian. Keabsahan data penelitian bisa diketahui bila pengujian hasil penelitian dilakukan oleh spesialis yang layak dengan bidang dan topik penelitian. Pemalsuan data secara keseluruhan atau sebagian merupakan pelanggaran kode etik. Pengecekan keaslian data penelitian pada pengujian dilaksanakan dengan mempertanyakan kesesuaian cara kerja pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan bentuk data. Pemalsuan data dapat dicegah dengan pengujian yang dilaksanakan oleh regu ahli yang merajai bidang metodologi penelitian.[39]

Pencurian pelaksanaan dan hasil penelitian
Pengambilan ide, kabar, data dan hasil aktivitas penelitian tanpa pencantuman identitas sumber secara jelas dan komplit, termasuk dalam format plagiasi. Tindakan pencurian ini terjadi jika karya ilmiah membikin pembaca berpikiran bahwa inspirasi, informasi, data, dan atau hasil kesibukan ilmiah yang ditulis merupakan karya autentik penulis. Pelaku plagiasi dapat dikenakan hukuman yang tegas secara akademik maupun pidana.[39]

Perbuatan tak adil kepada sesama peneliti
Perbuatan tak adil kepada sesama peneliti terkait dengan identitas penulis, hak cipta dan hak asasi dari peneliti penyokong. Wujud perbuatan tak adil ini berupa tidak dicantumkannya nama peneliti pendorong dalam laporan penelitian dan publikasi hasil penelitian dalam bentuk buku yang mempunyai royalti. Kecuali itu, bentuk tidak adil juga terdapat pada pembagian dana hibah yang tidak sesuai dengan porsi kerja masing-masing peneliti.[40]

Kecerobohan yang disengaja
Kecerobohan yang disengaja yakni wujud pelanggaran dalam penulisan karya ilmiah. Wujud kecerobohan yang disengaja ialah pengaplikasian alat pengganti pengumpul data yang tak relevan. Kecerobohan ini terjadi untuk mempermudah proses penelitian.[40]

Penduplikasian
Penduplikasian yaitu tindak pelanggaran yang sangat berat. Bentuk duplikasi berupa penyalinan informasi dari karya ilmiah orang lain secara utuh. Perbedaan cuma terdapat pada sebagian kata dalam unsur judul dan substansi.[40]

mungkin cuma itu yang dapat saya sampaikan

mohon maaf sekiranya ada kekeliruan

Terimakasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *